Anak masuk fase threenager

Kenali Fase Threenager pada Anak dan Cara Menghadapinya!

By: kindguideasia.com

Published:

Pernah bingung karena perilaku anak berusia 3 tahun yang menyerupai remaja? Selamat datang di periode threenager! Fase tersebut adalah masa yang lebih menantang dari masa terrible two pada anak, namun penuh keunikan. Fase ini dikenal sebagai masa ketika anak usia 3 tahun menggabungkan sisi balitanya, namun juga memiliki keinginan untuk mandiri dalam mengontrol dan memiliki keputusannya sendiri. Masa ini mungkin menjadi masa yang membingungkan bagi Moms dan Dads karena menghadapi fase threenager pada anak membutuhkan parenting yang matang. Yuk, kenali tanda-tanda threenager pada fase perkembangan anak agar Moms dan Dads dapat mengatasinya dengan baik!

Apa Itu Fase Threenager?

Istilah threenager adalah istilah yang menggabungkan dua kata, yaitu three yang berarti tiga dan teenager yang berarti remaja. Dengan itu, fase threenager anak adalah salah satu periode dalam tumbuh kembang anak berusia tiga tahun yang berperilaku seperti anak remaja. Ketika anak memasuki fase ini, mereka merasa telah memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan serta keputusan sendiri yang menggambarkan anak usia 13 tahun.

Apa Faktor Penyebab Threenager?

Banyak faktor penyebab anak usia tiga tahun yang bertingkah seperti anak-anak usia remaja. Faktor pertama adalah aspek kognitif anak yang mengalami perkembangan pesat sehingga mendorong eksplorasi dan pemahaman akan dunia sekitar. Hal ini menyebabkan anak memiliki keinginan dan perilaku yang sulit dikendalikan. Selain itu, perkembangan emosional juga menjadi faktor yang mendorong anak pada usia tersebut berperilaku tidak seperti anak seusianya. Ketika merasa frustasi karena tidak mendapatkan hal yang mereka inginkan, si kecil akan belajar untuk memenuhi keinginannya tersebut dengan cara mereka sendiri. Dua hal ini lah faktor terbesar yang mendorong anak berperilaku seperti anak remaja yang keras kepala.

Ciri-Ciri Threenager pada Anak

Ada beberapa tanda-tanda anak memasuki masa threenager dalam masa tumbuh kembangnya:

  1. Kontrol Diri yang Kuat: Anak akan cenderung menunjukkan keinginan yang kuat dan mengekspresikan suasana hati dengan tegas. Sikapnya juga tak luput dari mewakili perilaku oposisi dan pembangkangan. Anak akan memperlihatkan sikap yang sulit diatur dan menentang perintah orang tua.
  2. Eksplorasi yang Tinggi: Untuk mengembangkan keterampilan sosial yang baik, anak memerlukan kemampuan eksplorasi yang tinggi. Kemampuan anak untuk eksplorasi ini akan berkembang pesat pada saat masa threenager.
  3. Penolakan dan Ketidakpuasan: Ketika menjalani fase ini, anak akan mengutamakan emosinya. Si kecil menganggap keinginannya adalah hal yang harus dipenuhi. Maka itu, ketika kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi, anak akan sering mengekspresikan penolakan dan ketidakpuasan.

Cara Menghadapi Threenager pada Anak

Untuk menghadapi anak dalam fase ini, luangkan waktu untuk banyak ngobrol dengan anak untuk membantunya mencari jalan terbaik dalam mengatasi emosinya. Ini tips yang bisa Aku berikan ke Moms dan Dads yang sedang menghadapi threenager:

  1. Berikan Pilihan yang Terbatas: Berikanlah aturan atau pilihan yang terbatas. Hal ini akan membantu anak untuk memiliki rasa kendali atas pilihan mereka sendiri namun tetap dalam kontrol orang tua.
  2. Berikan Batasan dan Kontrol: Ketika memberikan aturan kepada anak, pastikan untuk berikan dukungan dan pengertian dengan cara memahami ekspektasi mereka sehingga mereka tidak mudah kecewa atas batasan yang diberikan. Contohnya, ketika anak selesai bermain, berikan pengertian pada anak untuk membereskan mainan mereka.
  3. Jangan Hindari Debat: Ketika si kecil mulai memiliki opini, ajarkan anak untuk dapat menerima pendapat lain dengan cara tidak menghindari debat dengan anak atas opini mereka.

Perkembangan anak usia tiga tahun memang masa krusial yang membutuhkan banyak perhatian dari orang tua. Ketika anak berperilaku tidak seperti anak seusianya, perlu banyak pendekatan asertif dan pelatihan untuk mencapai habit terbaik anak. Maka itu, pastikan untuk memiliki komunikasi yang konsisten dengan anak agar anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan visi dan misi orang tua.